ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN


AMDAL,UKL, dan UPL

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis mengenai dampak lingkungan. Jadi, dampak-dampak atau akibat disekitar lingkungan.
Seperti :

         Penataan lingkup kota yang tidak teratur dampaknya menjadi banjir karena ketidak teraturan dalam penataan yang kurang maksimal (kurang rapi).
·         Lahan yang seharusnya untuk saluran kali dipakai untuk rumah-rumah sehingga dampak lingkungan menjadi banjir.
AMDAL adalah kajian dampak besar dan sangatlah penting dalam lingkungan hidup, dibuat dalam tahap perencanaan dan digunakan dalam proses keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain yakni :
·         Ekologi
·         Fisik – Kimia
·         Sosial – Budaya
·         Sosial – Ekonomi
Agar pelaksanaan AMDAL sesuai tujuan dan sasaran maka, harus dengan pengkaitan perizinan terhadap pemerintah, dan harus mempertimbangkan keputusan AMDAL demi mendapatkan suatu perizina (usaha/kegiatan)
Manfaat AMDAL antara lain :
·         Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
·         Untuk Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
·         Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
·         Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
·         Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
UKL (Upaya Kelola Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan)
Upaya Kelola Lingkungan merupakan usaha/ upaya yang dilakukan dalam pengelolaan di lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan kegiatan tidak wajib melakukan AMDAL (keputusan menteri negara lingkungan). Upaya pemantauan Lingkungan merupakan usaha/ upaya yang dilakukan dalam Pemantauan di lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan kegiatan tidak wajib melakukan AMDAL (keputusan menteri negara lingkungan)
Menurut saya penjabaran dari UKL (Upaya Kelola Lingkungan) adalah pengelolaan cara-cara/ usaha-usaha untuk memaksimalkan di sekitar lingkungan seperti penanaman pohon di tengah kota untuk meminimalisir terjadinya banjir.
Penjabaran dari UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan) merupakan pemantauan dari sekitar lingkungan sehingga terjadi hasil seperti halnya meng-analisa masalah-masalah yang terjadi disekitar lingkungan dan dicarilah solusi yang pantas untuk membenahi masalah tersebut
Kaitan dengan AMDAL dan UKL & UPL adalah :
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL (Upaya Kelola Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan).UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam pengelolaan limbahnya.





ARSITEKTUR SADAR LINGKUNGAN


 
 EKOLOGI

          Ekologi biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi : segala

jenis mahluk hidup (tumbuhan, binatang , manusia) dan lingkungannya ( cahaya, suhu,

curah hujan, kelembapan, topografi, dsb.)

          Istilah Ekologi secara luas berati kehidupan manusia dengan lingkungannya baik dengan

makhluk hidup maupun benda mati, yang menghormati dan memasuki diri sendiri di

dalam daur ulang alam. Secara tersebut memungkinkan kehidupan masyarakat yang sehat

di dalam lingkungannya.

         Ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara sesama mahluk hidup serta

antara mahluk hidup dengan lingkungannya, aliran energinya dan interaksinya dengan

sekitar.

ARSITEKTUR SADAR LINGKUNGAN

          Salah satu kehidupan dasar manusia adalah papan (rumah) disamping sandang dan

pangan. Pemuasan kebutuhan dasar di bidang arsitektur sebaiknta dilaksanakan dengan

pembangunan yang sehat dan ekologis, menurut Rudolf Doernach merupakan ‘bangunan

hidup’ dan bukan dengan pembangunan teknis saja yang menantang kehidupan yang

menurut Rudolf Doernach adalah ‘bangunan mati’.

Atas dasar pengetahuan dasar –dasar ekologi, maka perhatian pada arsitektur sebagai

ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga

keselarasan dengan alam.

Arsitekttur yang sadar lingkungan adalah bidang keilmuan yang mempengaruhi usaha

terhadap kelanjutan, keselarasan ekologi, dan kegiatan manusia yaitu yang menyangkut

masalah :

-pemeliharaan dan perawatan biosfer

-mendaur ulang sumber bahan baku alam

-pentrasformasikan energi secukupnya secara ekonomis

Saat ini hampir semua gedung modern merupaka sistem tertutup yang menggunakan

bahan sintetis yang canggih seperti kaca atau aluminium (yang bersifat padat, tidak

berpori yang menghambat sirkulasi) sehingga menggunakan penghawaan teknis (AC),

menggunakan bahan pelapis dinding dan langit – langit yang tipis dengan permukaan

licin dan keras sehingga tidak dapat meredam suara dan panas. Menyadari hal tersebut,

hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
*      Perencanaan arsitektur
*      Penentuan struktur dan kontruksi
*      Pemilihan material
*      Pengetahuan ekologi


ARSITEKTUR YANG SADAR LINGKUNGAN

1. Holistik


Konsep ekologi arsitektur yang holistik

Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari

arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur

alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik

(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi

pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan

mengandung semua bidang.

Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur

karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun,

eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-

arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio

cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur bersifat

lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.


2. Hemat Energi.

Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan

makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk

apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat

memberikan kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung

kekuatan merusak yang menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan

bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat

diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui

perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yang

tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap

penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan

3x1014 MW per tahun, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak

pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan

mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah

kaca dan pemanasan global.

3. Material Ramah Lingkungan.

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :

- Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.


-Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil

   pula limbah yang dihasilkan.

- Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.

- Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat

dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).

- Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang

berbahaya (logam berat, chlor).

- Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.

- Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.


4. Peka Terhadap Iklim

       Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan

jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi

bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara

letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah

angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan

ventilasi silang.


Sumber : 
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tgxd9GFlbhUJ:images.archimades.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Rr05ugoKCsQAAESdit41/Arsitektur%2520Sadar%2520Lingkungan.pdf%3Fnmid%3D53271415+&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESilt5Phq6DBNRlLuhTdCQ6CxeuOK7NR7erSKSqRO-4EQ-WlJLbApR4QdL7vwEiPwICTikJl5FaBwKVDOQGuGTN2bORdq74IwXaEgZmzIcgoh6l2OcSh2CVzcMPSbaX7Mwc9o9Nz&sig=AHIEtbSJcIN-dGaeSAZ0va3farImWll9EQ
EKOLOGI ARSITEKTUR
Definisi Ekologi 

          Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") danlogos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
              Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
             Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Ekologi dan Arsitektur

            Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Info lingkungan
Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
§  Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
§  Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
§  Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
§  Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam dunia Arsitektur


         Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :

  1. - Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global dan seharusnya di di perbanyak vegetasi pada bangunan dan lingkungan tersebut
  2. - Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan maka akan menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan banjir.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekolog
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekologi
http://eprints.undip.ac.id/32380



Pengertian Arsitektur
        Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.


Pengertian Lingkungan

      Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
     Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis. 
     Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi. 

     Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi. 

PENGARUH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
         Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
          Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
  1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
  2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
  3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
  4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
 Contoh :
        Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
        banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap                         sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.

·         Sebagai taman hijau kota.
·         Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX9QH6lwXFa2HJSnGMToFH2T1BHQwGEXSobvVWqgPmFEO-XUaIZyO-oHIJeo1FPFWIQD6tpRv3UEwrk_LlN7OZzropQVhIaCn_w-8FSnJHv38c2Yjy_1tQbauJRJboGAtcbJwpI4pj91E/s640/Rev+2+b_resize.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5ULkbsXBXaRhImpHjtRGKnaEqTkKqGmfyLyxtNJp8CGy-7yjdjghmJeih_aEe0T_JyI-tnZFJCejzMvlyHuL_pg6gAjAwMN72JKV9VOKFny1yyMJxfLDZS6LnlxzXF2puJDjq5RvOtN8/s640/Rev+2+c_resize.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF5fzq4cb2RM6-1Kb56e7oxvM5if2IACBCKmjmOLo1d7-BaGZIXmmlQY23IiSamGGl3dZsHQExpEERPV_v2A_AV6izq6ttJRiMQLrNFTYGyvgt7RVBNvekRRkvtPhtsbaQAQhbHRKpryo/s640/Rev+2+d_resize.jpg
Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkunagan
·          Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ycO-XuQwXFe7ZsKx1X2k7o8m2LCGKfwE_qUy2ZQe2Hx50tzCz8B0jzrG7dHSa2wRMHRPnjNO8Kmn14AVOoFSUPJ-3pLw2g6dV-yNiGb5MWcdcxUsAz4YqaBvo8H0ZaGd25OIL-Ruj00/s1600/jalan+ambruk.jpg
ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana tidak ambrol apabila begitu?


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvG_o4zDcAHtkq6qVzC2C82PxXgYnk_yFSGdjTtbMqQKohgKdfAmD1bMW5qwRv6dpf2m6cShzuIoWq0E0lg7Zu-Ge37Jd64cz4DQ-9S9EGud7cfE3MskDKuuII14JSFOZPxJKo-8cTfwk/s320/Banjir-Jakarta-3.jpg

·          Banjirnya Kota Jakarta
Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.
negatif: 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDJb88vixlk1xVnBlw29ostcWErc4hmQhCOMpt2kzfPJz2cAH-iy8Kj5QRNkuHuqXygKuFySuXFd6RVdNbjnMJxFurKh5dbF2D72W4nFvuDmR8Zl-qAKX4izmS26z4YwYbM8uQEHztgkU/s320/oh-bangku-kursi-ad39.jpg









Positif:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZ6cUu1DVPa-Eeim5YI8H1CVHaCcDgYpzFgUvnzOMtfl4TDkmLFzfAbRV29EZet4nmZrt6cIxADihVIK9eH90maCOEY0FOD2R0Jn6TfmXnayYmtSGGGG8dqJWusH83eCQUZ3uusa8v2k/s320/file_konblok_bata_warna_2.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Qu5ig7QwtO4yoqlcXmGp3I5tfolw7YiCDmwKihhB4iFaVLQytHpKdam3ejyF4I5g9BhcUEb8V0w0uLO2pi52UA81QKqp6KMtkXsSzvbJI9lW4MpUTBwuD2-bzumXbGfbJhVmk3BQ_ME/s1600/untitled.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPHWHQ82nR44v_XIuFpA0likVnQbCa4k5-T6cvk5Syjz1C6KWU9JAjddiIlT6ZoySMBbf5lmrvNlyYkboEhxi8oPNII2_PzntPNjFl_JkHOuLH5DGAd22sU9qvR-_luz_psP7IFtw_4Hk/s320/Grass-Block-dipostkan-oleh-Dotlahpis.jpg

         sebagai makhluk sosial tentu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain baik dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup maupun berinteraksi dalam suatu kelompok organisasi.


Sumber :

Jumat, 05 Oktober 2012

LATAR BELAKANG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6MxupXLLbJ2nkOZEHVIM8KNtUCb-7OsjDGqB1fFJ2gHZyPZmDbhgoK6olgZQBV5xCw4yhrLOoRU_5ebvnRpz703h3sucQ86SvRPPv6mlJWXYpcKD0Wnaq230zQTL5gJ-vXKI1qXWmCQk/s200/go_green3.jpg
         Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional.

Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.

Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

Dengan danya Konsep Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat menyelamatkan dunia kita ini

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

Green Architecture (Arsitektur Hijau)

Green arsitektur

         Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.



Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicL3PZJ-blUpfWYTigRseKx7iRWwYE3AOn_o91W8q78cO2broBLNEecwB9OZqR-l3RObaQrs_46qn878v9QHCB-ZOUj1Hl3GtP1iPbf1i64VwBA82f7Nd0f9oOG_UF25qxd0cQ_rT9Jgo/s400/Green+Architecture.jpg
Prinsip-prinsip Green Architecture



Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:


1. Conserving Energy (Hemat Energi)



Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:

1.         Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2.         Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3.         Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4.         Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5.         Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6.         Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7.         Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)



Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:

1.         Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2.         Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3.         Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4.         Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)



Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.

1.         Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2.         Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
3.         Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)



Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.


5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)



Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.


6. Holistic



Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Ini Beberapa Konsep Bangunan Go Green Masa Depan

The Modern Design of High Rise Building with Garden di Cina
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDgc0iiRtuWiOAmKp12LGykBKhnqwHfcWL1kGLTIhTn2BOOtHi-3sNVnBfXRrpVaK7JiGH2MPu5GEWs1BpsnsAIyugrKzXWbpOJ6a-8hzAUtfsBO1thSEiTtvsQEkLyHeZwfRgNf972SI/s400/the-modern-design-of-high-rise-building-with-garden-1-550x738.jpg
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan.

The Interlace Residential Building di Singapore
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgW_DxKMbSFIWoRAPfOB5n0popshRqD9KBkiAIvO01LDSrXCjHWn6_AVbIqXSXsZcoMX_ygyhfr0IXvcY4ZU97YEVipusAm3H8gh1FF9eMMplnIeBaxMr6Oicbqoc3hyWdEbIwtvMO9WsY/s1600/residential-building-of-interlace-singapore-1.jpg
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. Area situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2; parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan tinggi mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin, dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak pasif. 


Vertical Village -Mix- use Building wiht Solar Panels in Dubai
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfZQLWyePCBcLU_JLsvZsN5mVyk8Jjmk7zq9en_pSez-3x-Jg19Ps7DlprfToqGALYBbrsKCPI4ej5-LWphVN5lDCZnSG_znWDTDpPMj_rwnDB7urbyu19_PTsjrS7xP6FGALHk2PU4w0/s400/4012151981_4e55220af7.jpg
Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan campuran self-teduh. Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di sebelah selatan. Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-laba. Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED. 


Eco-Frendly Tower Design in Singapore
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK0ag6tPVcekECDBBP3LPjYGaeRA619dLXgw-NEKf6MabR7QVO0VIZU-HCbogkCIZxVpIe9sphy4IP37G1o2vLdxB6356GX7Zz3iRT8SMM2ZLJCLlTHYJePngvmJgeYxlVIdPmHWA6F4U/s400/tower-design-in-singapore-1.jpg
Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya. 

The Reflection Building Design Kepley Bay di Singapore
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb-LMs4Wi01eqpTh0f5O2qQHbkzRgn6DK73Ed-gp-6qJcpKK1N8D3G0_FQx93_gvyBotiSdBNr7Wl34RqhZHVmZRxRa1i483kUTtWTQ-_I6ehYADgojaOUjP-dYUFsFWxaHnp01BIib-w/s400/reflection-building-design-iin-keppel-bay-singapore-12-550x593.jpg
Daniel Libeskind telah merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura. Menara yang terletak di pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah. Rancangan proyek duduk sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis pantai 750 meter.
Pengembangan tepi laut ini terdiri dari enam menara bertingkat tinggi, beberapa dihubungkan oleh skybridges, dan luas low-rise villa. Kompleks bangunan ini menampung 1.129 unit rumah. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan interaksi dengan laut dan panorama indah sekitarnya termasuk mount faber, lapangan golf club Keppel, Labrador Park, sentosa dan resor terpadu kota mendatang. 

The Design of Saudi Arabia Pavilion di Sanghai (World Expo 2010)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibxqIc31rhAx-QW_Sl_aJ7itDMIrvDGJRPEcrY7Kg-vYC0Z99AoeXzThUXgR2LWXjM0eZ7bEyZkpxOjEYmwcep18iht8UDQHcYTQPCbG4jjMhVtTfT5TIXW5QC-NzKF1x7PFVpSAuPXE4/s400/design-of-saudi-arabia-pavilion-in-shanghai-world-expo-2010-1-500x253.jpg
Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi oleh padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun. Sebuah layar IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam jumlah besar. Layar ini akan menyajikan film pendek.

The Design of Fake Hill Residential Building di China
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwZok9tVhp5Be_8UhqLamGGaxfLj7TlZ40ex9i9UX-Y3veB7DAKrrT6a-wzI6HAFQiMVzD-wh5hC3ludn_RUZzIL5a4YY4W10ZHXC4xObLc2dOXMfkBPktfRdZ_EIr6gRsOHQIbuauy1A/s400/the-design-of-fake-hill-residential-building-1-550x733.jpg
Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m.

Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.


McAllen Building in Massachussets di Amerika Serikat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqq__BtKl_KsVPslkxwPVns9rp0ZKrzEfGu1lV2pPS8F81OaPetcH8k9DOEpxyiu1sgGOdO6HfJsZRqX4F_UJz6pP58rCPsWyZIuXO_HHN9U8NYeEpYJQeR5XJrCpyxP9x2C45u8QgoXI/s280/modern-building-design-in-massachussets-1.jpg
Kantor Arsitek dA telah dirancang MacAllen Bangunan dalam revitalisasi perkotaan Selatan Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Bangunan hunian ini terletak di wilayah proyek 32.516 meter persegi. Ini desain bangunan disesuaikan dengan skala yang berbeda dan konfigurasi perkotaan karena situs peralihan yang menjadi perantara antara landai off-jalan raya, sebuah kain perumahan tua, dan zona industri. Desain ini juga menanggapi kondisi yang ada dan iklim. Sebagai hasil dari desain rumah yang berkelanjutan, bangunan MacAllen menerima sertifikasi LEED Gold. 


Vertical Farm for Futuristic London Bridge Proposal by Chetwood
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCIqfJ4UJJDaT1RxvVVb18irWukpUrtknTImY9CuXeTQmkIJlNlNjtnvfD_rxaLPEKR__QEFkZ8jVfNwuuRzhvkz29eEFpSbn2tjU37U-KPJ4UW4bCxAJamF_-YlyNi85aB_FDfFgAi4k/s640/4002943158_c1d064f005.jpg
Arsitek Chetwood telah memenangkan kompetisi arsitektur untuk merancang hunian baru London Bridge. Laurie Chetwood telah merancang pertanian vertikal dan pasar umum pada desain nya versi hunian baru dari London Bridge. Konsep ini dibuat di Jembatan London sebagai tempat pertemuan pusat dan tempat untuk berkumpul, dan juga tempat perdagangan. Jembatan yang melintasi Sungai Thames yang berpusat pada 2 elemen utama - sebuah pertanian vertikal dan pusat komersial untuk pasar makanan segar, kafe, restoran, dan akomodasi perumahan. Sebuah dermaga dihubungkan dengan jembatan memungkinkan barang yang harus dikirim dan membeli pada tingkat air dan bahkan lebih menghasilkan yang akan ditanam melalui hidroponik. Dua pasar menghasilkan akan ditempatkan pada kedua sisi jembatan, satu pasar grosir dan pasar yang lain organik publik.
Energi terbarukan juga akan diberikan dalam desain jembatan baru. Sebuah ide cemerlang efisiensi penggunaan air dan pemanas efisien dan teknologi pendinginan telah diluncurkan oleh pemenang. Pertanian vertikal akan melayani menara pendingin, menggambar udara dingin di tingkat jembatan dan, sementara udara panas terdorong keluar melalui bagian atas. Ventilasi alami ini juga kekuatan turbin axiswind vertikal ditempatkan di puncak menara. Pemanasan surya untuk air panas terjadi dalam gulungan konveksi, sementara EFTE atas inti dari pertanian menyediakan kulit PV ringan surya untuk pembangkit listrik. Setiap kelebihan panas tidak diperlukan untuk pertanian akan diberikan kepada pengecer. Koleksi Air hujan akan pergi untuk mendukung toilet dan pertanian hidroponik, dan abu-abu-air akan diperlakukan dan didaur ulang.


Sumber : 


BENCANA LONGSOR DI SEBAGIAN BESAR WILAYAH INDONESIA
Indonesia secara geografis terletak pada daerah perbatasan lempengan tektonik yang menjadikan kondisi bentang alamnya berbukit dan bergunung-gunung serta banyak memiliki gunung berapi aktif. Kondisi bentang alam yang sedemikian itu menyebabkan rentannya struktur tanah terhadap bahaya longsor akibat dari tidak stabilnya lereng.
Tanah Longsor
Dalam banyak kasus longsoran dipicu oleh tingginya curah hujan, seperti yang terjadi akhir-akhir ini sehingga tanah menjadi jenuh akibat intrusi air permukaan. Longsoran dapat terjadi pada lereng buatan maupun pada lereng alam dengan luas longsoran bermacam-macam, berikut klasifikasi luasan longsoran:
1. Longsoran sangat kecil dengan luasan 10 m2.
2. Longsoran kecil dengan luasan 10m2  sampai dengan 50 m2.
3. Longsoran sedang dengan luasan 50 m2 sampai dengan 100 m2.4. Longsoran agak luas dengan luasan 100 m2 sampai dengan 1000 m2.
5. Longsoran besar dengan luasan 1000 m2 sampai dengan 10000 m2.
6. Longsoran sangat besar dengan luasan lebih dari 10000 m2.
Untuk longsoran yang mencakup daerah permukiman, pengairan, jalan, serta prasarana dan sarana lainnya, memerlukan data yang lengkap, analisis yang teliti, serta memerlukan seorang yang ahli dalam bidang penanganan stabilitas lereng.
Berdasarkan gerakan massa tanahnya type longsoran dapat anda baca dihttp://dwikusumadpu.wordpress.com/2013/02/13/kestabilan-lereng-terhadap-bahaya-longsor/
Faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor :
1. Penggalian tebing atau lereng yang terlalu curam.
2. Kerusakan dan penggundulan hutan.
3. Sistem drainase dan tata guna lahan yang kurang baik.
4. Erosi sungai yang terjadi dibagian bawah atau kaki lereng.
5. Gempa dapat mengakibatkan dampak longsor cukup besar.
Faktor Internal yang menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor:
1. Meningkatnya tegangan air pori tanah yang menyebabkan lemahnya kuat geser tanah.
2. Turunnya kemantapan suatu lereng akibat degradasi tanah/batuan bersamaan waktu dan usia.
3. Adanya aliran-aliran air yang terdapat di daerah tersebut yang tidak terdeteksi sebelumnya dimana mempunyai potensi menyebabkan longsoran atau pemicu terjadinya longsor yang dikarenakan interusi air ke dalam tanah yang sangat besar sehingga tidak terakomodasi oleh porositas tanah di lokasi tersebut.
Penanganan bencana tanah longsor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Untuk penanganan darurat/sementara, Pembuatan saluran permukaan untuk mengamankan areal longsoran dari gerusan air akibat curah hujan tinggi, menimbun rekahan tanah dengan material bahan timbunan pilihan.
2. Untuk penanganan jangka panjang/permanent :
·              Pemasangan Dinding Penahan Tanah
·              Pemasangan turap
·              Mengubah geometrik lereng dengan membuat kemiringan sesuai sudut geser tanah, tanah longsoran yang jelek dibuang diganti dengan material sesuai spesifikasi tertentu, setiap lapisnya dipadatkan, pada tiap-tiap lapis dihamparkan sekat geotextile atau bahan sejenisnya dengan spesifikasi tertentu, kemudian ditahan sebuah dinding penahan tanah yang terbuat dari beton non pasir. Pemilihan jenis beton non pasir ini dikarenakan jenis beton khusus ini memang didisegn untuk meloloskan air, sehingga akan menggurangi tingkat tegangan air pori tanah. Penggunaan jenis beton non pasir untuk dinding penahan tanah sudah sangat familiar di luar negeri.Perlu diketahui, bahaya longsor hanya akan terjadi di wilayah dengan bidang kemiringan yang curam, Tidak terpeliharanya sistem drainase yang baik dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan tidak adanya keseimbangan antara luas area lereng dengan jumlah pohon yang seharusnya ada di dalam luasan area tersebut. Akar pepohonan dengan umur 5 hingga 10 tahun  keatas dapat mengikat air dan mempunyai kemapuan untuk mengikat butiran tanah sehingga dpat menghampat terjadinya degradasi tanah tersebut. Kestabilan lereng terhadap bahaya longsor dapat diwujudkan jika kita memang peduli dan turut andil di dalamnya untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan baik.
Note : Jadilah pembaca yang baik, jika anda menganggap tulisan saya bermanfaat silahkan dicopy atau anda sebar luaskan. Tentunya tetap mencantumkan sumbernya. Hargailah kekayaan intelektual seseorang, maka orang lain pun akan menghormati anda.
KESTABILAN LERENG TERHADAP BAHAYA LONGSOR
Floods and landslides disaster started in 2013. Electronic media and print media preach calamity that causes a lot of material damage and even loss of life. Here are some of the events of landslides that occurred in the month of January 2013:
Landslides disaster
Landslides is a process of mass movement or mass of soil and rock debris that moves down the slope compilers result from the disturbance of the stability of the slope soil or rock slope.
Landslides problem especially in Indonesia, are common due to geographical circumstances which in some places have high rainfall and the potential for an earthquake. High rainfall is considered as a major factor kelongsoran because water can erode a layer of sand, rock lubricate or increase the water content of a clay thereby reducing shear strength. The possibility of landslides due to rain yet to be attributed to several factors such as local topography, geological structure, soil properties and soil permeable morphology.
The topography is hilly with a slope that is almost perpendicular resulted in many unstable slopes. The phenomenon of instability of a slope can be classified into the collapse of the slope (slope failure) and avalanche (landslide). Collapse of slopes and avalanches can occur in a quarry and in a heap.
Bencana banjir dan tanah longsor mengawali tahun 2013. Media elektronik maupun media cetak memberitakan musibah yang banyak menimbulkan kerugian materiil bahkan korban jiwa. Berikut beberapa peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di bulan Januari 2013 :
Bencana Longsor
Longsoran merupakan suatu proses pergerakan massa tanah dan atau massa hancuran batuan penyusun lereng yang bergerak menuruni lerengnya akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
Masalah kelongsoran khususnya di Indonesia, sering terjadi disebabkan keadaan geografi yang dibeberapa tempat memiliki curah hujan cukup tinggi dan daerah potensi gempa.  Curah hujan yang tinggi dianggap sebagai faktor utama kelongsoran karena air dapat mengikis suatu lapisan pasir, melumasi batuan ataupun meningkatkan kadar air suatu lempung sehingga mengurangi kekuatan geser.  Kemungkinan longsor akibat hujan masih harus dikaitkan dengan beberapa faktor antara lain topografi daerah setempat, struktur geologi, sifat kerembesan tanah dan morfologi perkembangannya.
Tanah longsor
Kondisi topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng yang hampir tegak lurus mengakibatkan banyak lereng yang tidak stabil.  Fenomena ketidakstabilan suatu lereng dapat diklasifikasikan menjadi keruntuhan lereng (slope failure) dan longsoran (landslide).Keruntuhan lereng dan longsoran dapat terjadi pada suatu galian maupun pada suatu timbunan.
Sebab-sebab keruntuhan lereng pada suatu galian akan sangat berbeda dengan suatu timbunan.  Suatu galian adalah suatu kasus tanpa pembebanan dimana tanah dihilangkan, oleh karena itu menyebabkan sokongan tegangan di dalam tanah.  Sebaliknya, peninggian-peninggian tanah dan timbunan buangan adalah kasus pembebanan dan periode pelaksanaannya merupakan periode yang paling kritis akibat timbulnya tekanan-tekanan pori selama pelaksanaan dengan konsekuensi pengurangan tegangan efektif.
Musibah longsor
Permasalahan yang umumnya melatarbelakangi bencana tanah longsor adalah:
1.        Kemiringan lereng yang hampir tegak lurus akan berpengaruh terhadap stabilitas lereng.  Adanya infrastruktur yang berdiri di atas lereng tidak mungkin dipindah sehingga lahan untuk membuat kemiringan lereng sangat terbatas.
2.        Keadaan geografi yang memiliki curah hujan cukup tinggi yang meningkatkan kadar air pori sehingga mengurangi kekuatan geser.
3.        Bertambahnya kadar air pori jika terjadi hujan lebat karena kurang berfungsinya saluran drainase pada konstruksi tersebut yang mengakibatkan terhambatnya aliran air yang akan keluar sehingga tekanan air pori meningkat dan berpotensi mengakibatkan kelongsoran.
4.        Di atas lokasi longsor telah berubah fungsi dari daerah hijau menjadi pemukiman yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air sehingga terjadi perubahan kandungan air tanah dalam rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah.
Jenis-jenis lereng, dalam bidang teknik sipil ada dua jenis lereng, yaitu :

A.        1.      Lereng Alam (Natural Slopes)
Lereng alam terbentuk karena proses alam. Gangguan terhadap kestabilan terjadi bilamana tahanan geser tanah tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang menyebabkan gelincir pada bidang longsor.  Lereng alam yang telah stabil selama bertahun-tahun dapat saja mengalami longsor akibat hal-hal berikut :
1)      Gangguan luar akibat pemotongan atau timbunan baru.
2)      Gempa.
3)      Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya muka air tanah) karena hujan yang berkepanjangan, pembangunan dan pengisian waduk, gangguan pada sistem drainase dan lain-lain.
4)      Penurunan kuat geser tanah secara progresif akibat deformasi sepanjang bidang yang berpotensi longsor.
5)      Proses pelapukan.
Pada lereng alam, aspek kritis yang perlu dipelajari adalah kondisi geologi dan topografi, kemiringan lereng, jenis lapisan tanah, kuat geser, aliran air bawah tanah dan kecepatan pelapukan.
B.        2.      Lereng Buatan (Man Made Slopes)
Lereng buatan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
C.        Lereng buatan tanah asli / lereng galian (Cut Slope)
Lereng ini dibuat dari tanah asli dengan memotong dengan kemiringan tertentu.  Untuk pembuatan jalan atau saliran air untuk irigasi.  Kestabilan pemotongan ditentukan oleh kondisi geologi, sifat teknis tanah, tekanan air akibat rembesan, dan cara pemotongan.
D.        Lereng Buatan Tanah yang Dipadatkan/lereng timbunan (Embankment)
Tanah dipadatkan untuk tanggul-tanggul jalan raya, bendungan, badan jalan kereta api.  Sifat teknis tanah timbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan derajat kepadatan tanah.
Klasifikasi Longsor
Suatu keruntuhan teknis yang paling umum adalah longsornya suatu galian atau timbunan.  Apabila terjadi suatu longsoran dalam tanah lempung, seringkali didapat merupakan sepanjang suatu busur lingkaran.  Busur lingkaran ini dapat memotong permukaan lereng, melalui titik kaki lereng (toe) atau memotong dasar lereng (deep seated) dan menyebabkan peningkatan pada dasar. (Lihat gambar 2.1).
Klasifikasi Longsor
Sharpe (1938) telah mengklasifikasikan longsor berdasar material dan kecepatan pergerakan tanah dengan siklus geomorfologi serta faktor cuaca.
Sedangkan Savarenski  dari Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
E.        Longsor Aseqvent
Longsor Aseqvent terjadi pada tanah kohesif yang homogen dan bidang longsornya hampir mendekati lingkaran.
F.        Longsor Conseqvent
Longsor conseqvent terjadi bilamana bergerak diatas bidang-bidang lapis atau sesar (joint).
G.        Longsor Insiqvent
Pada longsor insiqvent tanah biasanya bergerak secara transversal terhadap lapisan dan umumnya memiliki ukuran yang luas serta bidang runtuhnya panjang menembus kedalam tanah.
Nemcok,  Pasek, dan Rybar dari Cekoslowakia (1972) telah mengusulkan untuk memperbaiki klasifikasi dan terminologi longsor berdasarkan mekanisme dan kecepatan pergerakan.  Pengelompokkannya berdasarkan empat katagori dasar yaitu:
H.        Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) meliputi berbagai macam pergerakan yang lambat dari rangkak talud sampai pergerakan lereng gunung akibat gravitasi dalam jangka waktu yang panjang atau lama.
I.         Aliran (flowing)
Bila tanah yang terbawa longsor banyak mengandung air, maka perilaku longsor seperti aliran.  Contoh aliran tanah (earthflow) atau aliran lumpur (mudflow).
J.         Gelincir (Sliding)
Untuk pergerakan tanah yang relatif cepat sepanjang bidang longsor yang tertentu dikelompokkan kedalam kategori ini.
K.        Tanggal (Fall)
Pergerakan batuan padat / pejal (solid) yang cepat dengan sifat utamanya tanggal bebas (free fall).
Tanah longsor bergerak pada suatu bidang tertentu.  Bidang ini disebut bidang gelincir (Slip Surface) atau bidang geser (Shear Surface).  Berdasarkan sifat bergeraknya tanah longsor dibagi menjadi :
L.         Longsoran Rotasi (Rotational Slide)
Klasifikasi LongsorSharpe (1938) telah mengklasifikasikan longsor berdasar material dan kecepatan pergerakan tanah dengan siklus geomorfologi serta faktor cuaca.Sedangkan Savarenski  dari Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
                      i.            Longsor Aseqvent
Longsor Aseqvent terjadi pada tanah kohesif yang homogen dan bidang longsornya hampir mendekati lingkaran.
                     ii.            Longsor Conseqvent
Longsor conseqvent terjadi bilamana bergerak diatas bidang-bidang lapis atau sesar (joint).
                    iii.            Longsor Insiqvent
Pada longsor insiqvent tanah biasanya bergerak secara transversal terhadap lapisan dan umumnya memiliki ukuran yang luas serta bidang runtuhnya panjang menembus kedalam tanah.
Nemcok,  Pasek, dan Rybar dari Cekoslowakia (1972) telah mengusulkan untuk memperbaiki klasifikasi dan terminologi longsor berdasarkan mekanisme dan kecepatan pergerakan.  Pengelompokkannya berdasarkan empat katagori dasar yaitu:
                    iv.            Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) meliputi berbagai macam pergerakan yang lambat dari rangkak talud sampai pergerakan lereng gunung akibat gravitasi dalam jangka waktu yang panjang atau lama.
                     v.            Aliran (flowing)
Bila tanah yang terbawa longsor banyak mengandung air, maka perilaku longsor seperti aliran.  Contoh aliran tanah (earthflow) atau aliran lumpur (mudflow).
                    vi.            Gelincir (Sliding)
Untuk pergerakan tanah yang relatif cepat sepanjang bidang longsor yang tertentu dikelompokkan kedalam kategori ini.
                   vii.            Tanggal (Fall)
Pergerakan batuan padat / pejal (solid) yang cepat dengan sifat utamanya tanggal bebas (free fall).
Tanah longsor bergerak pada suatu bidang tertentu.  Bidang ini disebut bidang gelincir (Slip Surface) atau bidang geser (Shear Surface).  Berdasarkan sifat bergeraknya tanah longsor dibagi menjadi :
Longsoran Rotasi (Rotational Slide)

Longsoran rotasi adalah longsoran dalam bentuk bidang gelincir mendekati busur lingkaran yang bersifat berputar.
2.
      Longsoran Translasi (Translation Slide)
Longsoran TranslasiTanah longsor yang terjadi pada bidang gelincir yang hampir tegak lurus dan sejajar dengan muka tanah yang bersifat bergerak dalam suatu jurusan.
Analisa Terjadinya Longsor
Untuk ketepatan suatu analisis keamanan dan pengamanan suatu lereng terhadap bahaya longsor, perlu dilakukan diagnosis terhadap faktor-faktor kelongsoran.  Dari pengamanan, maka perlu diketahui lebih rinci penyebab terjadinya suatu longsor, antara lain :
                  viii.            Perubahan lereng suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau secara disengaja akan mengganggu stabilitas yang ada, karena secara logis dapat dikatakan semakin terjal suatu lereng akan semakin besar kemungkinan untuk longsor.
                    ix.            Perubahan tinggi suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau disengaja juga akan merubah stabilitas suatu lereng.  Semakin tinggi lereng akan semakin besar longsornya.
                     x.            Peningkatan beban permukaan ini akan meningkatkan tegangan dalam tanah termasuk meningkatnya tegangan air pori.  Hal ini akan menurunkan stabilitas lereng dan sering terjadi karena adanya pembangunan didaerah tebing seperti : jalan, gedung dan lain-lain.
                    xi.            Perubahan kadar air, baik karena air hujan maupun resapan air tempat lain dalam tanah.  Ini akan segera meningkatkan kadar air dan menurunkan kekuatan geser dalam lapisan tanah.
                   xii.            Aliran air tanah akan mempercepat terjadinya longsor, karena air bekerja sebagai pelumas.  Bidang kontak antar butiran melemah karena air dapat menurunkan tingkat kelekatan butir.
                  xiii.            Pengaruh getaran, berupa gempa, ledakan dan getaran mesin dapat mengganggu kekuatan geser dalam tanah.
                  xiv.            Penggundulan daerah tebing yang digundul menyebabkan perubahan kandungan air tanah dalam rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah.  Faktor air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tanah.  Disamping itu, kestabilan lapisan permukaan tanah juga tergantung adanya penggundulan.
                   xv.            Pengaruh pelapukan, secara mekanis dan kimia akan merubah sifat kekuatan tanah dan batuan hingga mengganggu stabilitas lereng.Kekuatan Geser Tanah dan Hubungannya Dengan Kemantapan Lereng Jika tanah dibebani, maka akan mengakibatkan tegangan geser.  Apabila tegangan geser akan mencapai harga batas, maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung akan runtuh.  Keruntuhan tersebut mungkin akan mengakibatkan longsoran timbunan tanah.  Keruntuhan geser dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butir-butir massa tanah.  Jadi kekuatan geser tanah ditentukan untuk mengukur kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan.Cara-cara Menstabilkan LerengPada prinsipnya, cara yang dipakai untuk menjadikan lereng supaya lebih aman (lebih mantap) dapat dibagi dalam dua  golongan, yaitu :Memperkecil gaya penggerak atau momen penggerak
Dinding Penahan Tanah
Gaya atau momen penggerak dapat diperkecil hanya dengan cara merobah bentuk lereng yang bersangkutan. Untuk itu ada dua cara :
(a)    Membuat lereng lebih datar, yaitu mengurangi sudut kemiringan.
(b)    Memperkecil ketinggian lereng.
Memperbesar gaya melawan atau momen melawan
Gaya melawan atau momen melawan dapat ditambah dengan beberapa cara; yang paling sering dipakai ialah sebagai berikut :
(a)    Dengan memakai “counterweight”, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
(b)    Dengan mengurangi tegangan air pori di dalam lereng.
(c)    Dengan cara mekanis, yang dengan memasang tiang atau dengan membuat dinding penahan.
(d)   Dengan cara injeksi.
WASPADAI BENCANA TANAH LONGSOR PADA SAAT MUSIM HUJAN
Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur hampir di seluruh wilayah Indonesia beberapa minggu ini. Bencana alam yang sama terulang kembali yaitu banjir dan tanah longsor. Kedua bencana ini sering terjadi apabila curah hujan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa air dan atau tanah dengan kondisi bawah dengan kandungan air mempunyai kekuatan yang tidak boleh disepelekan.
Tanah Longsor Tomohon Sulut
Gambar 1. Tanah Longsor di Tomohon, Sulut
Hari jum’at tanggal 17 Januari 2014 terjadi bencana tanah longsor di Tomohon, Manado Sulawesi Utara. Di lokasi berbeda tanah longsor juga terjadi  di ruas jalan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bencana tanah longsor juga terjadi di banyak lokasi di seluruh wilayah indonesia yang mungkin diberitakan oleh media cetak maupun elektronik.
Tanah Longsor JagakarsaGambar 2. Tanah Longsor di Jagakarsa, Jakarta Selatan
Jika dicermati, terdapat kemiripan antara kedua topograsi pada kedua foto di atas, yaitu sisi sebelah longsoran adalah tebing atau bukit (datarannya lebih tinggi). Memang benar longsoran hanya terjadi pada daerah lerengnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan curah hujan dengan topografi daerah tersebut. Pada saat turun hujan, dapat dipastikan air dari tebing akan meluncur menyeberangi jalan dari atas perkerasan jalan maupun menggerus dibawah perkerasan jalan. Dari foto di atas tidak tampak adanya reruntuhan talud atau dinding penahan tanah, saya kurang tahu kondisi nyata karena hanya foto dari media elektronik. Semoga saja sudah ada dinding penahan tanahnya, tetapi ikut runtuh dan tidak terekam pada foto di atas.  Dinding penahan tanah sangat diperlukan untuk daerah-daerah rawan longsor, apalagi jika pada lokasi tersebut terdapat sarana prasarana publik. Karena jika tidak diantisipasi dengan dinding penahan tanah maka gerusan air dan stabilitas lereng akan mudah longsor. Dampak kerusakan dan korban jiwa  akibat tanah longsor yang melanda sejumlah titik rawan bencana longsor pun akan semakin banyak jika titik rawan longsor tersebut tanpa adanya dinding penahan tanah.
Tanah Longsor dengan gerusan air
Gambar 3. Tanah Longsor di Randublatung, Blora
Keberadaan dinding penahan tanah pada suatu peristiwa kadang tidak mampu menanggulangi bencana tanah longsor. Meskipun telah direncanakan dengan perhitungan yang sudah sesuai dengan tata cara perencanaan sebuah dinding penahan tanah, pada kasus tertentu  dinding penahan tanah tersebut tidak mampu menahan pergerakan tanah yang longsor akibat tergerus oleh aliran air yang tidak terprediksi debitnya. Pada foto di atas tampak suatu dinding penahan tanah yang mengalami kerusakan akibat gerusan air dengan debit yang luar biasa, hal tersebut dapat dilihat jejak gerusan aliran air membentuk cekungan menyerupai selokan. Pada kasus yang terjadi di gambar 3, kebetulan saya sedikit banyak mengetahui kondisi nyatanya. Dinding penahan tanah tersebut mengalami kerusakan dikarenakan tidak adanya drainase lingkungan di sekitar lokasi, sehingga pada saat hujan lebat, maka air menggenangi dan menggerus tanah di lokasi longsor tersebut. Meskipun pada dinding penahan tanah sudah dilengkapi dengan suling-suling untuk mengalirkan air, tetapi debit air yang datang lebih besar akibat tidak adanya drainase.
Dinding Penahan Tanah dilengkapi terjunan
Gambar 4. Dinding Penahan Tanah yang dilengkapi Terjunan, Ngadipurwo, Blora (2008)
Dinding Penahan Tanah
Gambar 5. Dinding Penahan Tanah Tanpa Gerusan Air
Karena Tertatanya Drainase Lingkungan Setempat, Kedungbanteng, Blora (2008)
Dinding Penahan Tanah
Gambar 6. Dinding Penahan Tanah Tanpa Gerusan Air
Karena Tertatanya Drainase Lingkungan Setempat, Pelem, Blora (2012)
Tampak pada gambar 4, sebuah dinding penahan tanah meskipun telah ada suling-suling juga dilengkapi dengan terjunan. Hal ini untuk menyambung drainase lingkungan dan mengalirkan air.  Air tidak dibiarkan meluap dan mengalir liar menggerus dinding penahan tanah. Kepekaan warga masyarakat untuk menata drainase di lingkungan tempat tinggalnya merupakan hal penting dalam mewujudkan kelestarian bangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh pihak pemerintah. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat bersama-sama pemerintah. Masayarakat juga seharusnya bersikap proaktif, memberikan masukan tentang informasi yang ada di tempatnya, karena tidak menutup kemungkinan konsultan perencana tidak mengetahui pasti bagaimana kondisi drainase di lingkungan tersebut, ditambah lagi faktor keterbatasan dana sehingga luapan air akibat tidak adanya drainase atau tidak berfungsinya drainase mengakibatkan aliran air yang liar menggerus tanah dan berakibat longsor. Menjaga kelestarian alam dengan tidak menebang pohon, aktif melakukan reboisasi atau menanam pohon juga akan membantu tanah tidak mudah tergerus air pada saat curah hujan meningkat.
Jika bencana sudah datang, tidak perlu saling menyalahkan. Mari kita ambil hikmah dari setiap peristiwa alam yang diturunkan Allah SWT sebagai sarana untuk memperbaiki diri.

Sumber:
Bambang Ari Amarto., S.T,  Longsor di Wilayah Ciwidey Bandung Selatan, Jurnal Pendidikan Profesional , 2010
Dwi Kusuma Sulistyorini, Guruh Nurul Yudawati, Prof. Ir. H. Pratikso, MST., Ph.D dan Ir. H. Sumirin, MS  “Analisa Kestabilan Lereng Terhadap Bahaya Longsor di Jalan Toll- Jangli Semarang”, 2003
Pengertian dan Proses Siklus Air (hidrologi)
Siklus hidrologi atau disebut juga siklus air adalah proses yang didukung oleh energi matahari, yang menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Artikel berikut menjelaskan sedikit lebih banyak tentang siklus air, di mana air bersirkulasi dari tanah ke udara dalam suatu siklus yang berkelanjutan.
Air adalah kekuatan pendorong dari semua alam (Leonardo da Vinci). Benar dinyatakan oleh pelukis dan pematung terkenal ini, air adalah salah satu zat yang paling penting di bumi, karena semua organisme hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Selain itu, itu adalah fakta yang diketahui bahwa air mencakup sekitar 70% dari permukaan bumi. Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi, dapat didefinisikan sebagai ‘suatu siklus terus menerus, tak berujung dan penguapan air secara alami, berikutnya kondensasi, dan pengendapan sebagai hujan dan salju. ”
Air adalah dasar dari semua proses kehidupan. Lebih dari setengah dari tubuh manusia terdiri dari air, sementara sel-sel manusia lebih dari 70 persen air. Dengan demikian, sebagian besar hewan darat membutuhkan pasokan air segar untuk bertahan hidup. Namun, ketika memeriksa penyimpanan-penyimpanan air di bumi, 97,5 persen itu adalah air asin non-minuman. Air yang tersisa, 99 persen terkunci dibawah tanah sebagai air atau es. Jadi, kurang dari 1 persen dari air tawar yang mudah diakses dari danau dan sungai.
Banyak makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, dan jamur, tergantung pada jumlah kecil pasokan air permukaan yang segar, kekurangan air dapat memiliki efek besar pada dinamika ekosistem. Manusia, tentu saja, telah mengembangkan teknologi untuk meningkatkan ketersediaan air, seperti menggali sumur untuk mengambil air tanah, menyimpan air hujan, dan menggunakan desalinasi untuk mendapatkan air minum dari laut. Meskipun pengejaran air minum ini telah berlangsung sepanjang sejarah manusia, pasokan air bersih masih menjadi masalah utama di zaman modern.Siklus Air
Siklus air sangat penting untuk dinamika ekosistem karena memiliki pengaruh besar pada iklim dan, dengan demikian, pada lingkungan ekosistem. Misalnya, ketika air menguap, tidak memakan energi dari sekitarnya, pendinginan lingkungan. Ketika mengembun, ia melepaskan energi, pemanasan lingkungan. Tahap penguapan adalah siklus memurnikan air, yang kemudian mengisi ulang tanah dengan air tawar.
Aliran air cair dan es mengangkut mineral di seluruh dunia. Hal ini juga terlibat dalam pembentuk kembali fitur geologi bumi melalui proses termasuk erosi dan sedimentasi. Siklus air juga penting untuk pemeliharaan yang paling hidup dan ekosistem di planet ini. Sebagian besar air di bumi disimpan untuk waktu yang lama di lautan, tanah, dan es. Waktu tinggal adalah ukuran waktu rata-rata molekul air individual tetap dalam reservoir tertentu. Sejumlah besar air bumi terkunci di tempatnya pada waduk ini seperti es, di bawah tanah, dan di laut, dan, dengan demikian, tidak tersedia untuk siklus jangka pendek (hanya air permukaan yang bisa menguap).
Ada berbagai proses yang terjadi selama Siklus air, yang meliputi:
  • penguapan / sublimasi
  • kondensasi / presipitasi
  • aliran air bawah permukaan
  • limpasan permukaan / pencairan salju
  • debit sungai
Tahapan Siklus Air
Ada sejumlah langkah yang terlibat dalam siklus air. Air melewati semua tiga keadaan materi selama siklus ini. Kekuatan alam seperti matahari, udara, tanah, pohon, sungai, laut, dan pegunungan memainkan peranan penting dalam menyelesaikan siklus air.
Tahap 1
Matahari terjadi menjadi kekuatan pendorong dari siklus air. Ini memanas air di laut, sungai, danau dan gletser, yang menguap dan naik ke atas di udara. Air juga menguap melalui tanaman dan tanah melalui proses yang disebut transpirasi. Air menguap ini dalam bentuk uap air, yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tahap 2
Uap air ini kemudian masuk bersentuhan dengan arus udara, yang membawanya lebih tinggi ke atmosfer. Setelah mencapai suhu dingin, uap air mengembun membentuk awan, yang mengandung jutaan tetesan kecil air.
Tahap 3
Awan ini bergerak sepanjang dunia dan tumbuh semakin besar mengumpulkan uap air lebih banyak dalam perjalanan mereka. Ketika itu menjadi terlalu berat untuk awan untuk menahan uap air lagi, mereka meledak dan tetesan air jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Jika suasana cukup dingin, curah hujan berubah menjadi hujan salju dan hujan es.
Tahap 4
Pada langkah terakhir, hujan atau salju yang mencair mengalir kembali ke badan air seperti sungai, danau, dan waduk. Air hujan juga diredam oleh tanah, melalui proses yang disebut infiltrasi. Beberapa air juga berjalan dari permukaan atau merembes di dalam tanah, yang kemudian dapat dilihat sebagai air tanah atau air tawar mata air. Akhirnya air mencapai lautan, yang merupakan badan air terbesar dan sumber terbesar dari uap air.
Siklus air didorong oleh energi matahari karena menghangatkan lautan dan air permukaan lainnya. Energi matahari menyebabkan penguapan (air menjadi uap air) air permukaan yang zat cair dan sublimasi yakni (es menjadi uap air) air beku, yang menyimpan dalam jumlah besar uap air ke atmosfer.
Seiring waktu, uap air mengembun menjadi awan ini sebagai tetesan cair atau bekuan, yang akhirnya diikuti oleh presipitasi (hujan atau salju), kembali lagi air ke permukaan bumi. Hujan akhirnya merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat menguap lagi (jika dekat permukaan), mengalir di bawah permukaan, atau disimpan untuk waktu yang lama. Lebih mudah diamati adalah limpasan permukaan: aliran air segar baik dari hujan atau pencairan es. Limpasan kemudian dapat membuat jalan melalui sungai dan danau ke laut atau mengalir langsung ke lautan itu sendiri. Hujan dan limpasan permukaan adalah cara utama di mana mineral, termasuk karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur, yang bersiklus dari air darat.
Ringkasan Pengertian Proses Siklus Air (hidrologi)
  1. Siklus air mempengaruhi iklim, mengangkut mineral, memurnikan air, dan mengisi ulang tanah dengan air tawar.
  2. Air dengan waktu tinggal yang lebih lama, seperti air di lautan dan gletser, tidak tersedia untuk Siklus jangka pendek, yang terjadi melalui penguapan.
  3. Penguapan air permukaan (air menjadi uap air) atau sublimasi (es menjadi uap air), yang menyumbang dalam jumlah besar uap air ke atmosfer.
  4. Uap air di atmosfer mengembun menjadi awan dan akhirnya diikuti oleh curah hujan, yang mengembalikan air ke permukaan bumi.
  5. Hujan merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat menguap atau memasuki badan air.
  6. Limpasan permukaan memasuki lautan secara langsung atau melalui sungai dan danau.
  7. waktu tinggal. waktu rata-rata molekul tertentu air akan tetap berada di badan air
  8. limpasan permukaan. aliran darat kelebihan air (dengan atau tanpa akumulasi kontaminan) yang tidak dapat diserap oleh tanah saat infiltrasi
  9. evaporasi. proses cairan dikonversi ke bentuk gas
  10. kondensasi. konversi gas ke cairan, sehingga terbentuk kondensat
  11. sublimasi. transisi dari suatu zat dari fase padat langsung ke keadaan uap sedemikian rupa sehingga tidak melewati antara fase cair
sumber: http://www.ilmusipil.com/hidrologi-mempelajari-siklus-air

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AMDAL DAN KASUS PENYIMPANGAN AMDAL

8 pokok bahasan IBD

The Palm Jumaerah dan Dubai Marina