ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
AMDAL,UKL, dan UPL
AMDAL merupakan singkatan dari
Analisis mengenai dampak lingkungan. Jadi, dampak-dampak atau akibat disekitar
lingkungan.
Seperti :
Penataan lingkup kota yang tidak teratur dampaknya menjadi banjir karena
ketidak teraturan dalam penataan yang kurang maksimal (kurang rapi).
·
Lahan yang seharusnya untuk saluran kali dipakai untuk rumah-rumah sehingga
dampak lingkungan menjadi banjir.
AMDAL adalah kajian dampak besar dan
sangatlah penting dalam lingkungan hidup, dibuat dalam tahap perencanaan dan
digunakan dalam proses keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara
lain yakni :
·
Ekologi
·
Fisik – Kimia
·
Sosial – Budaya
·
Sosial – Ekonomi
Agar pelaksanaan AMDAL sesuai tujuan
dan sasaran maka, harus dengan pengkaitan perizinan terhadap pemerintah, dan
harus mempertimbangkan keputusan AMDAL demi mendapatkan suatu perizina
(usaha/kegiatan)
Manfaat AMDAL antara
lain :
·
Bahan
bagi perencanaan pembangunan wilayah
·
Untuk
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
·
Memberi
masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
·
Memberi
masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
·
Memberi
informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
dan atau kegiatan
UKL (Upaya Kelola
Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan)
Upaya Kelola Lingkungan merupakan
usaha/ upaya yang dilakukan dalam pengelolaan di lingkungan hidup oleh
penanggung jawab dan kegiatan tidak wajib melakukan AMDAL (keputusan menteri
negara lingkungan). Upaya pemantauan Lingkungan merupakan usaha/ upaya yang
dilakukan dalam Pemantauan di lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan
kegiatan tidak wajib melakukan AMDAL (keputusan menteri negara lingkungan)
Menurut saya penjabaran dari UKL
(Upaya Kelola Lingkungan) adalah pengelolaan cara-cara/ usaha-usaha untuk
memaksimalkan di sekitar lingkungan seperti penanaman pohon di tengah kota
untuk meminimalisir terjadinya banjir.
Penjabaran dari UPL (Upaya Pemantauan
Lingkungan) merupakan pemantauan dari sekitar lingkungan sehingga terjadi hasil
seperti halnya meng-analisa masalah-masalah yang terjadi disekitar lingkungan
dan dicarilah solusi yang pantas untuk membenahi masalah tersebut
Kaitan dengan AMDAL dan
UKL & UPL adalah :
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan
wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL (Upaya Kelola
Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan).UKL-UPL dikenakan bagi
kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam pengelolaan limbahnya.
EKOLOGI
Ekologi biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi : segala
jenis mahluk hidup (tumbuhan, binatang , manusia) dan lingkungannya ( cahaya, suhu,
curah hujan, kelembapan, topografi, dsb.)
Istilah Ekologi secara luas berati kehidupan manusia dengan lingkungannya baik dengan
makhluk hidup maupun benda mati, yang menghormati dan memasuki diri sendiri di
dalam daur ulang alam. Secara tersebut memungkinkan kehidupan masyarakat yang sehat
di dalam lingkungannya.
Ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara sesama mahluk hidup serta
antara mahluk hidup dengan lingkungannya, aliran energinya dan interaksinya dengan
sekitar.
ARSITEKTUR SADAR LINGKUNGAN
Salah satu kehidupan dasar manusia adalah papan (rumah) disamping sandang dan
pangan. Pemuasan kebutuhan dasar di bidang arsitektur sebaiknta dilaksanakan dengan
pembangunan yang sehat dan ekologis, menurut Rudolf Doernach merupakan ‘bangunan
hidup’ dan bukan dengan pembangunan teknis saja yang menantang kehidupan yang
menurut Rudolf Doernach adalah ‘bangunan mati’.
Atas dasar pengetahuan dasar –dasar ekologi, maka perhatian pada arsitektur sebagai
ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga
keselarasan dengan alam.
Arsitekttur yang sadar lingkungan adalah bidang keilmuan yang mempengaruhi usaha
terhadap kelanjutan, keselarasan ekologi, dan kegiatan manusia yaitu yang menyangkut
masalah :
-pemeliharaan dan perawatan biosfer
-mendaur ulang sumber bahan baku alam
-pentrasformasikan energi secukupnya secara ekonomis
Saat ini hampir semua gedung modern merupaka sistem tertutup yang menggunakan
bahan sintetis yang canggih seperti kaca atau aluminium (yang bersifat padat, tidak
berpori yang menghambat sirkulasi) sehingga menggunakan penghawaan teknis (AC),
menggunakan bahan pelapis dinding dan langit – langit yang tipis dengan permukaan
licin dan keras sehingga tidak dapat meredam suara dan panas. Menyadari hal tersebut,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Perencanaan
arsitektur
Penentuan
struktur dan kontruksi
Pemilihan
material
Pengetahuan
ekologi
ARSITEKTUR YANG SADAR LINGKUNGAN
1. Holistik
Konsep ekologi arsitektur yang holistik
Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari
arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur
alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik
(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi
pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan
mengandung semua bidang.
Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur
karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun,
eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-
arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio
cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur bersifat
lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.
2. Hemat Energi.
Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan
makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk
apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat
memberikan kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung
kekuatan merusak yang menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan
bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat
diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui
perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yang
tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap
penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan
3x1014 MW per tahun, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak
pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan
mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah
kaca dan pemanasan global.
3. Material Ramah Lingkungan.
Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :
- Menggunakan bahan baku, energi, dan
air seminimal mungkin.
-Semakin kecil kebutuhan energi pada
produksi dan transportasi, semakin kecil
pula limbah yang
dihasilkan.
- Bahan-bahan yang tidak seharusnya
digunakan sebaiknya diabaikan.
- Bahan bangunan diproduksi dan
dipakai sedemikian rupa sehingga dapat
dikembalikan kedalam rantai bahan
(didaur ulang).
- Menggunakan bahan bangunan harus
menghindari penggunaan bahan yang
berbahaya (logam berat, chlor).
- Bahan yang dipakai harus kuat dan
tahan lama.
- Bahan bangunan atau bagian bangunan
harus mudah diperbaiki dan diganti.
4. Peka Terhadap Iklim
Pengaruh
iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan
jarak yang cukup diantara bangunan
tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi
bangunan ditepatkan diantara lintasan
matahari dan angin sebagai kompromi antara
letak gedung berarah dari timur ke
barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah
angin. Gedung sebaiknya berbentuk
persegi panjang yang menguntungkan penerapan
ventilasi silang.
Sumber :
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tgxd9GFlbhUJ:images.archimades.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Rr05ugoKCsQAAESdit41/Arsitektur%2520Sadar%2520Lingkungan.pdf%3Fnmid%3D53271415+&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESilt5Phq6DBNRlLuhTdCQ6CxeuOK7NR7erSKSqRO-4EQ-WlJLbApR4QdL7vwEiPwICTikJl5FaBwKVDOQGuGTN2bORdq74IwXaEgZmzIcgoh6l2OcSh2CVzcMPSbaX7Mwc9o9Nz&sig=AHIEtbSJcIN-dGaeSAZ0va3farImWll9EQ
Definisi Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan
yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat")
danlogos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan
oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal
bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi dan Arsitektur
Arsitektur ekologis merupakan
pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal
mungkin. Info lingkungan
Kualitas
arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu
dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk
bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan
kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola
Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
§ Dinding, atap sebuah gedung sesuai
dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
§ Intensitas energi baik yang terkandung
dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.
§ Bangunan sedapat mungkin diarahkan
menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam
tanpa kesilauan
§ Dinding suatu bangunan harus dapat
memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding
sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang
memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam
dunia Arsitektur
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :
- - Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global dan seharusnya di di perbanyak vegetasi pada bangunan dan lingkungan tersebut
- - Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan maka akan menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan banjir.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekolog
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekologi
http://eprints.undip.ac.id/32380
Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
PENGARUH
ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli
rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
- Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
- Memberikan dampak pada estetika bangunan
- Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
- Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
Contoh :
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
·
Sebagai
taman hijau kota.
·
Pembuatan
the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk
membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai
batas ramah antara taman dan sekitarnya.
·
Ambrolnya
sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang
103 meter.
ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana tidak ambrol apabila begitu?
·
Banjirnya Kota Jakarta
Banjirnya kota jakarta merupakan
akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan
lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya
merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester
penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat
lagi untuk resapan air.
seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.
negatif:
seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.
negatif:
Positif:
sebagai makhluk sosial tentu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain baik dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup maupun berinteraksi dalam suatu kelompok organisasi.
sebagai makhluk sosial tentu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain baik dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup maupun berinteraksi dalam suatu kelompok organisasi.
Sumber :
Jumat, 05 Oktober
2012
LATAR BELAKANG
Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas
yang sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang
semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional.
Kebutuhan papan yang
sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti
menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan
dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara
permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan
sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak
yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.
Banyak sekali dampak
yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara
sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat
pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin
berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
Dengan danya Konsep
Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat menyelamatkan dunia kita ini
Green
Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang
minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta
minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso
Karyono, 2010)
Green
arsitektur
Arsitektur hijau merupakan
langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara
meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah
keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH
Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble
development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Keberlanjutan
terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi,
sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan
memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan.
Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang
berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang
menggunakan konsep Green Architecture.
Prinsip-prinsip Green
Architecture
Penjabaran
prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah
mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving
Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal
apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin
menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus
mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah
lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari
sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1.
Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan
pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2.
Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi
thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang
diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju
dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk
mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3.
Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya
rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu
otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan
sampai tingkat terang tertentu.
4.
Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara
otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan
masuk ke dalam ruangan.
5.
Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak
menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6.
Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas
dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang
ventilasi.
7.
Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan
lift.
2. Working with
Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green
architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini
dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke
dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1.
Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2.
Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan
udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3.
Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya
dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4.
Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan
ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi
keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada
interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan
baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan
sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1.
Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang
mengikuti bentuk tapak yang ada.
2.
Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan
mendesain bangunan secara vertikal.
3.
Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak
lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan
pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green
architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan
akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di
dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New
Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan
seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan
penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan
kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian
mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses
perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya
tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang
ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
Ini Beberapa Konsep Bangunan Go Green
Masa Depan
The Modern Design of High
Rise Building with Garden di Cina
MAD Architects telah
merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan
tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam
desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder
inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan
gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai
menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini,
di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan
kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan.
The Interlace Residential
Building di Singapore
The Interlace terdiri dari
tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki enam lantai dan panjangnya
identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal sekitar delapan halaman
terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian kontemporer ini terletak di
situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. Area situs 81.000 m2 untuk
program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse perumahan / fasilitas 1.500
m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2; parkir bawah tanah 2.600
ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi blok perumahan adalah 83m
dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA
Architects telah merancang bangunan tinggi mengingat fitur kesinambungan
melalui analisis mendalam dari matahari, angin, dan kondisi iklim mikro dan
integrasi strategi energi rendah dampak pasif.
Vertical Village -Mix- use
Building wiht Solar Panels in Dubai
Vertikal Village adalah
bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi keuntungan dan memaksimalkan
produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi matahari, di sisi utara dan
pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan campuran self-teduh. Agregasi
energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di sebelah selatan. Bangunan
ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-laba. Gedung ini
dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED.
Eco-Frendly Tower Design
in Singapore
Singapura juga akan
memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT Tower (Ecological
Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan dukungan finansial dari
National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai dengan panel
fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi organik untuk
membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding hidup. Proyek
ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan dirancang untuk mengumpulkan air
hujan, baik untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya.
The Reflection Building
Design Kepley Bay di Singapore
Daniel Libeskind telah
merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura. Menara yang terletak di
pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah. Rancangan proyek duduk
sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis pantai 750 meter.
Pengembangan tepi laut ini
terdiri dari enam menara bertingkat tinggi, beberapa dihubungkan oleh
skybridges, dan luas low-rise villa. Kompleks bangunan ini menampung 1.129 unit
rumah. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan interaksi dengan laut dan panorama
indah sekitarnya termasuk mount faber, lapangan golf club Keppel, Labrador
Park, sentosa dan resor terpadu kota mendatang.
The Design of Saudi Arabia
Pavilion di Sanghai (World Expo 2010)
Proyek ini merupakan
kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia Pavilion untuk Shanghai
World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi Arab Saudi. Desain
paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi oleh padang
pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun. Sebuah layar IMAX
besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam jumlah besar.
Layar ini akan menyajikan film pendek.
The Design of Fake Hill
Residential Building di China
Pertumbuhan penduduk China
yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan. Ini di bawah proyek
konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif arsitektur. Bukit Fake
merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai,
China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di
luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi.
Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m.
Desain bangunan didasarkan
pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang
blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi
dan juga untuk memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah
mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan
sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by
MAD.
McAllen Building in
Massachussets di Amerika Serikat
Kantor Arsitek dA telah
dirancang MacAllen Bangunan dalam revitalisasi perkotaan Selatan Boston,
Massachusetts, Amerika Serikat. Bangunan hunian ini terletak di wilayah proyek
32.516 meter persegi. Ini desain bangunan disesuaikan dengan skala yang berbeda
dan konfigurasi perkotaan karena situs peralihan yang menjadi perantara antara
landai off-jalan raya, sebuah kain perumahan tua, dan zona industri. Desain ini
juga menanggapi kondisi yang ada dan iklim. Sebagai hasil dari desain rumah
yang berkelanjutan, bangunan MacAllen menerima sertifikasi LEED Gold.
Vertical Farm for
Futuristic London Bridge Proposal by Chetwood
Arsitek Chetwood telah
memenangkan kompetisi arsitektur untuk merancang hunian baru London Bridge.
Laurie Chetwood telah merancang pertanian vertikal dan pasar umum pada desain
nya versi hunian baru dari London Bridge. Konsep ini dibuat di Jembatan London
sebagai tempat pertemuan pusat dan tempat untuk berkumpul, dan juga tempat
perdagangan. Jembatan yang melintasi Sungai Thames yang berpusat pada 2 elemen
utama - sebuah pertanian vertikal dan pusat komersial untuk pasar makanan
segar, kafe, restoran, dan akomodasi perumahan. Sebuah dermaga dihubungkan
dengan jembatan memungkinkan barang yang harus dikirim dan membeli pada tingkat
air dan bahkan lebih menghasilkan yang akan ditanam melalui hidroponik. Dua
pasar menghasilkan akan ditempatkan pada kedua sisi jembatan, satu pasar grosir
dan pasar yang lain organik publik.
Energi terbarukan juga
akan diberikan dalam desain jembatan baru. Sebuah ide cemerlang efisiensi
penggunaan air dan pemanas efisien dan teknologi pendinginan telah diluncurkan
oleh pemenang. Pertanian vertikal akan melayani menara pendingin, menggambar
udara dingin di tingkat jembatan dan, sementara udara panas terdorong keluar
melalui bagian atas. Ventilasi alami ini juga kekuatan turbin axiswind vertikal
ditempatkan di puncak menara. Pemanasan surya untuk air panas terjadi dalam
gulungan konveksi, sementara EFTE atas inti dari pertanian menyediakan kulit PV
ringan surya untuk pembangkit listrik. Setiap kelebihan panas tidak diperlukan
untuk pertanian akan diberikan kepada pengecer. Koleksi Air hujan akan pergi untuk
mendukung toilet dan pertanian hidroponik, dan abu-abu-air akan diperlakukan
dan didaur ulang.
Sumber :
http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2011/11/konsep-arsitektur-go-green-yang-ramah.html#ixzz28Qm6KumJ
http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/green-architecture-arsitektur-hijau.htmlhttp://kolom
inspirasi.blogspot.com/2011/11/konsep-arsitektur-go-green-yang-ramah.html
BENCANA LONGSOR
DI SEBAGIAN BESAR WILAYAH INDONESIA
Indonesia secara
geografis terletak pada daerah perbatasan lempengan tektonik yang menjadikan
kondisi bentang alamnya berbukit dan bergunung-gunung serta banyak memiliki
gunung berapi aktif. Kondisi bentang alam yang sedemikian itu menyebabkan
rentannya struktur tanah terhadap bahaya longsor akibat dari tidak stabilnya
lereng.
Dalam banyak kasus
longsoran dipicu oleh tingginya curah hujan, seperti yang terjadi akhir-akhir
ini sehingga tanah menjadi jenuh
akibat intrusi air permukaan. Longsoran dapat terjadi pada lereng buatan maupun
pada lereng alam dengan luas longsoran bermacam-macam, berikut klasifikasi
luasan longsoran:
1. Longsoran sangat kecil dengan luasan 10 m2.
2. Longsoran kecil dengan luasan 10m2 sampai dengan 50 m2.
3. Longsoran sedang dengan luasan 50 m2 sampai dengan 100 m2.4. Longsoran agak luas dengan luasan 100 m2 sampai dengan 1000 m2.
5. Longsoran besar dengan luasan 1000 m2 sampai dengan 10000 m2.
6. Longsoran sangat besar dengan luasan lebih dari 10000 m2.
2. Longsoran kecil dengan luasan 10m2 sampai dengan 50 m2.
3. Longsoran sedang dengan luasan 50 m2 sampai dengan 100 m2.4. Longsoran agak luas dengan luasan 100 m2 sampai dengan 1000 m2.
5. Longsoran besar dengan luasan 1000 m2 sampai dengan 10000 m2.
6. Longsoran sangat besar dengan luasan lebih dari 10000 m2.
Untuk longsoran yang
mencakup daerah permukiman, pengairan, jalan, serta prasarana dan sarana
lainnya, memerlukan data yang lengkap, analisis yang teliti, serta memerlukan
seorang yang ahli dalam bidang penanganan stabilitas lereng.
Berdasarkan gerakan
massa tanahnya type longsoran dapat anda baca dihttp://dwikusumadpu.wordpress.com/2013/02/13/kestabilan-lereng-terhadap-bahaya-longsor/
Faktor eksternal yang
menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor :
1. Penggalian tebing atau lereng yang terlalu curam.
2. Kerusakan dan penggundulan hutan.
3. Sistem drainase dan tata guna lahan yang kurang baik.
4. Erosi sungai yang terjadi dibagian bawah atau kaki lereng.
5. Gempa dapat mengakibatkan dampak longsor cukup besar.
2. Kerusakan dan penggundulan hutan.
3. Sistem drainase dan tata guna lahan yang kurang baik.
4. Erosi sungai yang terjadi dibagian bawah atau kaki lereng.
5. Gempa dapat mengakibatkan dampak longsor cukup besar.
Faktor
Internal yang menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor:
1. Meningkatnya tegangan air pori tanah yang menyebabkan
lemahnya kuat geser tanah.
2. Turunnya kemantapan suatu lereng akibat degradasi tanah/batuan bersamaan waktu dan usia.
3. Adanya aliran-aliran air yang terdapat di daerah tersebut yang tidak terdeteksi sebelumnya dimana mempunyai potensi menyebabkan longsoran atau pemicu terjadinya longsor yang dikarenakan interusi air ke dalam tanah yang sangat besar sehingga tidak terakomodasi oleh porositas tanah di lokasi tersebut.
2. Turunnya kemantapan suatu lereng akibat degradasi tanah/batuan bersamaan waktu dan usia.
3. Adanya aliran-aliran air yang terdapat di daerah tersebut yang tidak terdeteksi sebelumnya dimana mempunyai potensi menyebabkan longsoran atau pemicu terjadinya longsor yang dikarenakan interusi air ke dalam tanah yang sangat besar sehingga tidak terakomodasi oleh porositas tanah di lokasi tersebut.
Penanganan bencana tanah longsor
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Untuk penanganan darurat/sementara, Pembuatan saluran permukaan untuk mengamankan areal longsoran dari gerusan air akibat curah hujan tinggi, menimbun rekahan tanah dengan material bahan timbunan pilihan.
2. Untuk penanganan jangka panjang/permanent :
1. Untuk penanganan darurat/sementara, Pembuatan saluran permukaan untuk mengamankan areal longsoran dari gerusan air akibat curah hujan tinggi, menimbun rekahan tanah dengan material bahan timbunan pilihan.
2. Untuk penanganan jangka panjang/permanent :
·
Pemasangan Dinding Penahan Tanah
·
Pemasangan turap
·
Mengubah geometrik lereng dengan
membuat kemiringan sesuai sudut geser tanah, tanah longsoran yang jelek dibuang
diganti dengan material sesuai spesifikasi tertentu, setiap lapisnya
dipadatkan, pada tiap-tiap lapis dihamparkan sekat geotextile atau bahan
sejenisnya dengan spesifikasi tertentu, kemudian ditahan sebuah dinding penahan
tanah yang terbuat dari beton non pasir. Pemilihan jenis beton non pasir ini
dikarenakan jenis beton khusus ini memang didisegn untuk meloloskan air,
sehingga akan menggurangi tingkat tegangan air pori tanah. Penggunaan jenis
beton non pasir untuk dinding penahan tanah sudah sangat familiar di luar
negeri.Perlu diketahui, bahaya longsor hanya akan terjadi di wilayah dengan
bidang kemiringan yang curam, Tidak terpeliharanya sistem drainase yang baik
dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan tidak adanya keseimbangan antara luas
area lereng dengan jumlah pohon yang seharusnya ada di dalam luasan area
tersebut. Akar pepohonan dengan umur 5 hingga 10 tahun keatas dapat mengikat
air dan mempunyai kemapuan untuk mengikat butiran tanah sehingga dpat
menghampat terjadinya degradasi tanah tersebut. Kestabilan lereng terhadap
bahaya longsor dapat diwujudkan jika kita memang peduli dan turut andil di
dalamnya untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan baik.
Note : Jadilah pembaca yang
baik, jika anda menganggap tulisan saya bermanfaat silahkan dicopy atau anda sebar luaskan.
Tentunya tetap mencantumkan sumbernya. Hargailah kekayaan intelektual
seseorang, maka orang lain pun akan menghormati anda.
KESTABILAN LERENG
TERHADAP BAHAYA LONGSOR
Floods and landslides
disaster started in 2013. Electronic media and print media preach calamity that
causes a lot of material damage and even loss of life. Here are some of the
events of landslides that occurred in the month of January 2013:
Landslides is a process
of mass movement or mass of soil and rock debris that moves down the slope
compilers result from the disturbance of the stability of the slope soil or
rock slope.
Landslides problem
especially in Indonesia, are common due to geographical circumstances which in
some places have high rainfall and the potential for an earthquake. High
rainfall is considered as a major factor kelongsoran because water can erode a
layer of sand, rock lubricate or increase the water content of a clay thereby
reducing shear strength. The possibility of landslides due to rain yet to be
attributed to several factors such as local topography, geological structure,
soil properties and soil permeable morphology.
The topography is hilly
with a slope that is almost perpendicular resulted in many unstable slopes. The
phenomenon of instability of a slope can be classified into the collapse of the
slope (slope failure) and avalanche (landslide). Collapse of slopes and
avalanches can occur in a quarry and in a heap.
Bencana banjir dan tanah
longsor mengawali tahun 2013. Media elektronik maupun media cetak memberitakan
musibah yang banyak menimbulkan kerugian materiil bahkan korban jiwa. Berikut
beberapa peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di bulan Januari 2013 :
Longsoran merupakan suatu proses pergerakan massa tanah dan atau massa hancuran batuan penyusun lereng yang bergerak menuruni lerengnya akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.
Masalah kelongsoran
khususnya di Indonesia, sering terjadi disebabkan keadaan geografi yang
dibeberapa tempat memiliki curah hujan cukup tinggi dan daerah potensi
gempa. Curah hujan yang tinggi dianggap sebagai faktor utama kelongsoran
karena air dapat mengikis suatu lapisan pasir, melumasi batuan ataupun
meningkatkan kadar air suatu lempung sehingga mengurangi kekuatan geser.
Kemungkinan longsor akibat hujan masih harus dikaitkan dengan beberapa faktor
antara lain topografi daerah setempat, struktur geologi, sifat kerembesan tanah
dan morfologi perkembangannya.
Kondisi topografi yang
berbukit-bukit dengan kemiringan lereng yang hampir tegak lurus mengakibatkan
banyak lereng yang tidak stabil. Fenomena ketidakstabilan suatu lereng
dapat diklasifikasikan menjadi keruntuhan lereng (slope failure) dan longsoran (landslide).Keruntuhan
lereng dan longsoran dapat terjadi pada suatu galian maupun pada suatu
timbunan.
Sebab-sebab keruntuhan
lereng pada suatu galian akan sangat berbeda dengan suatu timbunan. Suatu
galian adalah suatu kasus tanpa
pembebanan dimana tanah dihilangkan, oleh karena itu menyebabkan sokongan
tegangan di dalam tanah. Sebaliknya, peninggian-peninggian tanah dan
timbunan buangan adalah kasus pembebanan dan periode pelaksanaannya merupakan
periode yang paling kritis akibat timbulnya tekanan-tekanan pori selama
pelaksanaan dengan konsekuensi pengurangan tegangan efektif.
Permasalahan yang
umumnya melatarbelakangi bencana tanah longsor adalah:
1.
Kemiringan lereng yang hampir tegak lurus akan berpengaruh
terhadap stabilitas lereng. Adanya infrastruktur yang berdiri di atas
lereng tidak mungkin dipindah sehingga lahan untuk membuat kemiringan lereng
sangat terbatas.
2.
Keadaan geografi yang memiliki curah hujan cukup tinggi yang
meningkatkan kadar air pori sehingga mengurangi kekuatan geser.
3.
Bertambahnya kadar air pori jika terjadi hujan lebat karena
kurang berfungsinya saluran drainase pada konstruksi tersebut yang
mengakibatkan terhambatnya aliran air yang akan keluar sehingga tekanan air
pori meningkat dan berpotensi mengakibatkan kelongsoran.
4.
Di atas lokasi longsor telah berubah fungsi dari daerah hijau
menjadi pemukiman yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air sehingga
terjadi perubahan kandungan air tanah dalam rongga dan akan menurunkan
stabilitas tanah.
Jenis-jenis lereng, dalam bidang teknik sipil ada dua jenis lereng, yaitu :
Jenis-jenis lereng, dalam bidang teknik sipil ada dua jenis lereng, yaitu :
A.
1. Lereng Alam (Natural
Slopes)
Lereng alam terbentuk karena
proses alam. Gangguan terhadap kestabilan terjadi bilamana tahanan geser tanah
tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang menyebabkan gelincir pada bidang
longsor. Lereng alam yang telah stabil selama bertahun-tahun dapat saja
mengalami longsor akibat hal-hal berikut :
1)
Gangguan luar akibat pemotongan atau timbunan baru.
2)
Gempa.
3)
Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya muka air tanah) karena hujan yang
berkepanjangan, pembangunan dan pengisian waduk, gangguan pada sistem drainase
dan lain-lain.
4)
Penurunan kuat geser tanah secara progresif akibat deformasi sepanjang bidang
yang berpotensi longsor.
5)
Proses pelapukan.
Pada lereng alam, aspek kritis
yang perlu dipelajari adalah kondisi geologi dan topografi, kemiringan lereng,
jenis lapisan tanah, kuat geser, aliran air bawah tanah dan kecepatan
pelapukan.
B.
2. Lereng Buatan (Man
Made Slopes)
Lereng buatan dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
C.
Lereng buatan tanah asli / lereng galian (Cut Slope)
Lereng ini dibuat dari tanah
asli dengan memotong dengan kemiringan tertentu. Untuk pembuatan jalan
atau saliran air untuk irigasi. Kestabilan pemotongan ditentukan oleh
kondisi geologi, sifat teknis tanah, tekanan air akibat rembesan, dan cara
pemotongan.
D.
Lereng Buatan Tanah yang Dipadatkan/lereng timbunan (Embankment)
Tanah dipadatkan untuk
tanggul-tanggul jalan raya, bendungan, badan jalan kereta api. Sifat
teknis tanah timbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan derajat kepadatan
tanah.
Klasifikasi
Longsor
Suatu keruntuhan teknis yang
paling umum adalah longsornya suatu galian atau timbunan. Apabila terjadi
suatu longsoran dalam tanah lempung, seringkali didapat merupakan sepanjang
suatu busur lingkaran. Busur lingkaran ini dapat memotong permukaan
lereng, melalui titik kaki lereng (toe) atau memotong dasar lereng (deep
seated) dan menyebabkan
peningkatan pada dasar. (Lihat gambar 2.1).
Sharpe (1938) telah
mengklasifikasikan longsor berdasar material dan kecepatan pergerakan tanah dengan
siklus geomorfologi serta faktor cuaca.
Sedangkan Savarenski dari
Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
E.
Longsor Aseqvent
Longsor Aseqvent terjadi pada
tanah kohesif yang homogen dan bidang longsornya hampir mendekati lingkaran.
F.
Longsor Conseqvent
Longsor conseqvent terjadi
bilamana bergerak diatas bidang-bidang lapis atau sesar (joint).
G.
Longsor Insiqvent
Pada longsor insiqvent tanah
biasanya bergerak secara transversal terhadap lapisan dan umumnya memiliki
ukuran yang luas serta bidang runtuhnya panjang menembus kedalam tanah.
Nemcok, Pasek, dan Rybar
dari Cekoslowakia (1972) telah mengusulkan untuk memperbaiki klasifikasi dan
terminologi longsor berdasarkan mekanisme dan kecepatan pergerakan.
Pengelompokkannya berdasarkan empat katagori dasar yaitu:
H.
Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) meliputi
berbagai macam pergerakan yang lambat dari rangkak talud sampai pergerakan
lereng gunung akibat gravitasi dalam jangka waktu yang panjang atau lama.
I.
Aliran (flowing)
Bila tanah yang terbawa longsor
banyak mengandung air, maka perilaku longsor seperti aliran. Contoh
aliran tanah (earthflow) atau aliran lumpur (mudflow).
J.
Gelincir (Sliding)
Untuk pergerakan tanah yang
relatif cepat sepanjang bidang longsor yang tertentu dikelompokkan kedalam
kategori ini.
K.
Tanggal (Fall)
Pergerakan batuan padat / pejal
(solid) yang cepat dengan sifat utamanya tanggal bebas (free fall).
Tanah longsor bergerak pada
suatu bidang tertentu. Bidang ini disebut bidang gelincir (Slip
Surface) atau bidang geser (Shear Surface). Berdasarkan sifat
bergeraknya tanah longsor dibagi menjadi :
L.
Longsoran Rotasi (Rotational Slide)
Sharpe (1938) telah mengklasifikasikan longsor berdasar material dan kecepatan pergerakan tanah dengan siklus geomorfologi serta faktor cuaca.Sedangkan Savarenski dari Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
Sharpe (1938) telah mengklasifikasikan longsor berdasar material dan kecepatan pergerakan tanah dengan siklus geomorfologi serta faktor cuaca.Sedangkan Savarenski dari Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
i.
Longsor Aseqvent
Longsor Aseqvent terjadi pada
tanah kohesif yang homogen dan bidang longsornya hampir mendekati lingkaran.
ii.
Longsor Conseqvent
Longsor conseqvent terjadi
bilamana bergerak diatas bidang-bidang lapis atau sesar (joint).
iii.
Longsor Insiqvent
Pada longsor insiqvent tanah
biasanya bergerak secara transversal terhadap lapisan dan umumnya memiliki
ukuran yang luas serta bidang runtuhnya panjang menembus kedalam tanah.
Nemcok, Pasek, dan Rybar
dari Cekoslowakia (1972) telah mengusulkan untuk memperbaiki klasifikasi dan
terminologi longsor berdasarkan mekanisme dan kecepatan pergerakan.
Pengelompokkannya berdasarkan empat katagori dasar yaitu:
iv.
Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) meliputi
berbagai macam pergerakan yang lambat dari rangkak talud sampai pergerakan
lereng gunung akibat gravitasi dalam jangka waktu yang panjang atau lama.
v.
Aliran (flowing)
Bila tanah yang terbawa longsor
banyak mengandung air, maka perilaku longsor seperti aliran. Contoh
aliran tanah (earthflow) atau aliran lumpur (mudflow).
vi.
Gelincir (Sliding)
Untuk pergerakan tanah yang
relatif cepat sepanjang bidang longsor yang tertentu dikelompokkan kedalam
kategori ini.
vii.
Tanggal (Fall)
Pergerakan batuan padat / pejal
(solid) yang cepat dengan sifat utamanya tanggal bebas (free fall).
Tanah longsor bergerak pada
suatu bidang tertentu. Bidang ini disebut bidang gelincir (Slip
Surface) atau bidang geser (Shear Surface). Berdasarkan sifat
bergeraknya tanah longsor dibagi menjadi :
Longsoran Rotasi (Rotational
Slide)
Longsoran rotasi adalah longsoran dalam bentuk bidang gelincir mendekati busur lingkaran yang bersifat berputar.
2. Longsoran Translasi (Translation Slide)
Tanah longsor yang terjadi
pada bidang gelincir yang hampir tegak lurus dan sejajar dengan muka tanah yang
bersifat bergerak dalam suatu jurusan.
Analisa Terjadinya Longsor
Untuk ketepatan suatu analisis
keamanan dan pengamanan suatu lereng terhadap bahaya longsor, perlu dilakukan
diagnosis terhadap faktor-faktor kelongsoran. Dari pengamanan, maka perlu
diketahui lebih rinci penyebab terjadinya suatu longsor, antara lain :
viii.
Perubahan lereng suatu tebing, secara alami karena erosi dan
lain-lain atau secara disengaja akan mengganggu stabilitas yang ada, karena
secara logis dapat dikatakan semakin terjal suatu lereng akan semakin besar
kemungkinan untuk longsor.
ix.
Perubahan tinggi suatu tebing, secara alami karena erosi dan
lain-lain atau disengaja juga akan merubah stabilitas suatu lereng.
Semakin tinggi lereng akan semakin besar longsornya.
x.
Peningkatan beban permukaan ini akan meningkatkan tegangan dalam
tanah termasuk meningkatnya tegangan air pori. Hal ini akan menurunkan
stabilitas lereng dan sering terjadi karena adanya pembangunan didaerah tebing
seperti : jalan, gedung dan lain-lain.
xi.
Perubahan kadar air, baik karena air hujan maupun resapan air
tempat lain dalam tanah. Ini akan segera meningkatkan kadar air dan
menurunkan kekuatan geser dalam lapisan tanah.
xii.
Aliran air tanah akan mempercepat terjadinya longsor, karena air
bekerja sebagai pelumas. Bidang kontak antar butiran melemah karena air
dapat menurunkan tingkat kelekatan butir.
xiii.
Pengaruh getaran, berupa gempa, ledakan dan getaran mesin dapat
mengganggu kekuatan geser dalam tanah.
xiv.
Penggundulan daerah tebing yang digundul menyebabkan perubahan
kandungan air tanah dalam rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah.
Faktor air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tanah.
Disamping itu, kestabilan lapisan permukaan tanah juga tergantung adanya
penggundulan.
xv.
Pengaruh pelapukan, secara mekanis dan kimia akan merubah sifat
kekuatan tanah dan batuan hingga mengganggu stabilitas lereng.Kekuatan Geser
Tanah dan Hubungannya Dengan Kemantapan Lereng Jika tanah dibebani,
maka akan mengakibatkan tegangan geser. Apabila tegangan geser akan
mencapai harga batas, maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung
akan runtuh. Keruntuhan tersebut mungkin akan mengakibatkan longsoran
timbunan tanah. Keruntuhan geser dalam tanah adalah akibat gerak relatif
antara butir-butir massa tanah. Jadi kekuatan geser tanah ditentukan
untuk mengukur kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan.Cara-cara
Menstabilkan LerengPada prinsipnya, cara yang dipakai untuk menjadikan lereng
supaya lebih aman (lebih mantap) dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :Memperkecil
gaya penggerak atau momen penggerak
Gaya atau momen penggerak dapat diperkecil hanya dengan cara merobah bentuk lereng yang bersangkutan. Untuk itu ada dua cara :
(a) Membuat
lereng lebih datar, yaitu mengurangi sudut kemiringan.
(b)
Memperkecil ketinggian lereng.
Memperbesar
gaya melawan atau momen melawan
Gaya melawan atau momen melawan
dapat ditambah dengan beberapa cara; yang paling sering dipakai ialah sebagai
berikut :
(a) Dengan
memakai “counterweight”, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
(b) Dengan
mengurangi tegangan air pori di dalam lereng.
(c) Dengan
cara mekanis, yang dengan memasang tiang atau dengan membuat dinding
penahan.
(d) Dengan cara
injeksi.
WASPADAI BENCANA
TANAH LONGSOR PADA SAAT MUSIM HUJAN
Hujan dengan intensitas
tinggi mengguyur hampir di seluruh wilayah Indonesia beberapa minggu ini.
Bencana alam yang sama terulang kembali yaitu banjir dan tanah longsor. Kedua
bencana ini sering terjadi apabila curah hujan tinggi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa air dan atau tanah dengan kondisi bawah dengan kandungan air mempunyai
kekuatan yang tidak boleh disepelekan.
Gambar 1. Tanah Longsor
di Tomohon, Sulut
Hari jum’at tanggal 17
Januari 2014 terjadi bencana tanah longsor di Tomohon, Manado Sulawesi Utara.
Di lokasi berbeda tanah longsor juga terjadi di ruas jalan Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Bencana tanah longsor juga terjadi di banyak lokasi di seluruh
wilayah indonesia yang mungkin diberitakan oleh media cetak maupun elektronik.
Gambar 2. Tanah Longsor
di Jagakarsa, Jakarta Selatan
Jika dicermati, terdapat
kemiripan antara kedua topograsi pada kedua foto di atas, yaitu sisi sebelah
longsoran adalah tebing atau bukit (datarannya lebih tinggi). Memang benar
longsoran hanya terjadi pada daerah lerengnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan curah hujan dengan topografi daerah tersebut. Pada saat turun hujan,
dapat dipastikan air dari tebing akan meluncur menyeberangi jalan dari atas perkerasan
jalan maupun menggerus dibawah perkerasan jalan. Dari foto di atas tidak tampak
adanya reruntuhan talud atau dinding penahan tanah, saya kurang tahu kondisi
nyata karena hanya foto dari media elektronik. Semoga saja sudah ada dinding
penahan tanahnya, tetapi ikut runtuh dan tidak terekam pada foto di atas.
Dinding penahan tanah sangat diperlukan untuk daerah-daerah rawan longsor,
apalagi jika pada lokasi tersebut terdapat sarana prasarana publik. Karena jika
tidak diantisipasi dengan dinding penahan tanah maka gerusan air dan stabilitas
lereng akan mudah longsor. Dampak kerusakan dan korban jiwa akibat tanah
longsor yang melanda sejumlah titik rawan bencana longsor pun akan semakin
banyak jika titik rawan longsor tersebut tanpa adanya dinding penahan tanah.
Gambar 3. Tanah Longsor
di Randublatung, Blora
Keberadaan dinding
penahan tanah pada suatu peristiwa kadang tidak mampu menanggulangi bencana
tanah longsor. Meskipun telah direncanakan dengan perhitungan yang sudah sesuai
dengan tata cara perencanaan sebuah dinding penahan tanah, pada kasus
tertentu dinding penahan tanah tersebut tidak mampu menahan pergerakan
tanah yang longsor akibat tergerus oleh aliran air yang tidak terprediksi
debitnya. Pada foto di atas tampak suatu dinding penahan tanah yang mengalami
kerusakan akibat gerusan air dengan debit yang luar biasa, hal tersebut dapat
dilihat jejak gerusan aliran air membentuk cekungan menyerupai selokan. Pada
kasus yang terjadi di gambar 3, kebetulan saya sedikit banyak mengetahui
kondisi nyatanya. Dinding penahan tanah tersebut mengalami kerusakan
dikarenakan tidak adanya drainase lingkungan di sekitar lokasi, sehingga pada
saat hujan lebat, maka air menggenangi dan menggerus tanah di lokasi longsor
tersebut. Meskipun pada dinding penahan tanah sudah dilengkapi dengan
suling-suling untuk mengalirkan air, tetapi debit air yang datang lebih besar
akibat tidak adanya drainase.
Gambar 4. Dinding
Penahan Tanah yang dilengkapi Terjunan, Ngadipurwo, Blora (2008)
Gambar 5. Dinding Penahan Tanah Tanpa Gerusan Air
Karena Tertatanya Drainase Lingkungan Setempat, Kedungbanteng, Blora (2008)
Gambar 6. Dinding Penahan Tanah Tanpa Gerusan Air
Karena Tertatanya Drainase Lingkungan Setempat, Pelem, Blora (2012)
Tampak pada gambar 4,
sebuah dinding penahan tanah meskipun telah ada suling-suling juga dilengkapi
dengan terjunan. Hal ini untuk menyambung drainase lingkungan dan mengalirkan
air. Air tidak dibiarkan meluap dan mengalir liar menggerus dinding
penahan tanah. Kepekaan warga masyarakat untuk menata drainase di lingkungan
tempat tinggalnya merupakan hal penting dalam mewujudkan kelestarian bangunan
infrastruktur yang telah dibangun oleh pihak pemerintah. Perlu adanya kerjasama
antara masyarakat bersama-sama pemerintah. Masayarakat juga seharusnya bersikap
proaktif, memberikan masukan tentang informasi yang ada di tempatnya, karena
tidak menutup kemungkinan konsultan perencana tidak mengetahui pasti bagaimana
kondisi drainase di lingkungan tersebut, ditambah lagi faktor keterbatasan dana
sehingga luapan air akibat tidak adanya drainase atau tidak berfungsinya
drainase mengakibatkan aliran air yang liar menggerus tanah dan berakibat
longsor. Menjaga kelestarian alam dengan tidak menebang pohon, aktif melakukan
reboisasi atau menanam pohon juga akan membantu tanah tidak mudah tergerus air
pada saat curah hujan meningkat.
Jika bencana sudah
datang, tidak perlu saling menyalahkan. Mari kita ambil hikmah dari setiap
peristiwa alam yang diturunkan Allah SWT sebagai sarana untuk memperbaiki diri.
Sumber:
Bambang Ari Amarto., S.T,
Longsor di Wilayah Ciwidey Bandung Selatan, Jurnal Pendidikan Profesional ,
2010
Dwi Kusuma Sulistyorini, Guruh Nurul Yudawati, Prof. Ir. H. Pratikso, MST., Ph.D dan Ir. H. Sumirin, MS “Analisa Kestabilan Lereng Terhadap Bahaya Longsor di Jalan Toll- Jangli Semarang”, 2003
Dwi Kusuma Sulistyorini, Guruh Nurul Yudawati, Prof. Ir. H. Pratikso, MST., Ph.D dan Ir. H. Sumirin, MS “Analisa Kestabilan Lereng Terhadap Bahaya Longsor di Jalan Toll- Jangli Semarang”, 2003
Pengertian dan Proses Siklus Air (hidrologi)
Siklus
hidrologi atau disebut juga siklus air adalah proses yang didukung oleh energi
matahari, yang menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Artikel
berikut menjelaskan sedikit lebih banyak tentang siklus air, di mana air
bersirkulasi dari tanah ke udara dalam suatu siklus yang berkelanjutan.
Air adalah
kekuatan pendorong dari semua alam (Leonardo da Vinci). Benar dinyatakan oleh
pelukis dan pematung terkenal ini, air adalah salah satu zat yang paling penting
di bumi, karena semua organisme hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup.
Selain itu, itu adalah fakta yang diketahui bahwa air mencakup sekitar 70% dari
permukaan bumi. Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi, dapat
didefinisikan sebagai ‘suatu siklus terus menerus, tak berujung dan penguapan
air secara alami, berikutnya kondensasi, dan pengendapan sebagai hujan dan
salju. ”
Air adalah
dasar dari semua proses kehidupan. Lebih dari setengah dari tubuh manusia
terdiri dari air, sementara sel-sel manusia lebih dari 70 persen air. Dengan
demikian, sebagian besar hewan darat membutuhkan pasokan air segar untuk
bertahan hidup. Namun, ketika memeriksa penyimpanan-penyimpanan air di bumi,
97,5 persen itu adalah air asin non-minuman. Air yang tersisa, 99 persen
terkunci dibawah tanah sebagai air atau es. Jadi, kurang dari 1 persen dari air
tawar yang mudah diakses dari danau dan sungai.
Banyak makhluk
hidup, seperti tanaman, hewan, dan jamur, tergantung pada jumlah kecil pasokan
air permukaan yang segar, kekurangan air dapat memiliki efek besar pada
dinamika ekosistem. Manusia, tentu saja, telah mengembangkan teknologi untuk
meningkatkan ketersediaan air, seperti menggali sumur untuk mengambil air
tanah, menyimpan air hujan, dan menggunakan desalinasi untuk mendapatkan air
minum dari laut. Meskipun pengejaran air minum ini telah berlangsung sepanjang
sejarah manusia, pasokan air bersih masih menjadi masalah utama di zaman
modern.
Siklus air
sangat penting untuk dinamika ekosistem karena memiliki pengaruh besar pada
iklim dan, dengan demikian, pada lingkungan ekosistem. Misalnya, ketika air
menguap, tidak memakan energi dari sekitarnya, pendinginan lingkungan. Ketika
mengembun, ia melepaskan energi, pemanasan lingkungan. Tahap penguapan adalah
siklus memurnikan air, yang kemudian mengisi ulang tanah dengan air tawar.
Aliran air
cair dan es mengangkut mineral di seluruh dunia. Hal ini juga terlibat dalam
pembentuk kembali fitur geologi bumi melalui proses termasuk erosi dan
sedimentasi. Siklus air juga penting untuk pemeliharaan yang paling hidup dan
ekosistem di planet ini. Sebagian besar air di bumi disimpan untuk waktu yang
lama di lautan, tanah, dan es. Waktu tinggal adalah ukuran waktu rata-rata
molekul air individual tetap dalam reservoir tertentu. Sejumlah besar air bumi
terkunci di tempatnya pada waduk ini seperti es, di bawah tanah, dan di laut,
dan, dengan demikian, tidak tersedia untuk siklus jangka pendek (hanya air
permukaan yang bisa menguap).
Ada berbagai
proses yang terjadi selama Siklus air, yang meliputi:
- penguapan / sublimasi
- kondensasi / presipitasi
- aliran air bawah permukaan
- limpasan permukaan / pencairan salju
- debit sungai
Tahapan Siklus Air
Ada sejumlah
langkah yang terlibat dalam siklus air. Air melewati semua tiga keadaan materi
selama siklus ini. Kekuatan alam seperti matahari, udara, tanah, pohon, sungai,
laut, dan pegunungan memainkan peranan penting dalam menyelesaikan siklus air.
Tahap 1
Matahari
terjadi menjadi kekuatan pendorong dari siklus air. Ini memanas air di laut,
sungai, danau dan gletser, yang menguap dan naik ke atas di udara. Air juga
menguap melalui tanaman dan tanah melalui proses yang disebut transpirasi. Air
menguap ini dalam bentuk uap air, yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Tahap 2
Uap air ini
kemudian masuk bersentuhan dengan arus udara, yang membawanya lebih tinggi ke
atmosfer. Setelah mencapai suhu dingin, uap air mengembun membentuk awan, yang
mengandung jutaan tetesan kecil air.
Tahap 3
Awan ini
bergerak sepanjang dunia dan tumbuh semakin besar mengumpulkan uap air lebih
banyak dalam perjalanan mereka. Ketika itu menjadi terlalu berat untuk awan
untuk menahan uap air lagi, mereka meledak dan tetesan air jatuh kembali ke
bumi dalam bentuk hujan. Jika suasana cukup dingin, curah hujan berubah menjadi
hujan salju dan hujan es.
Tahap 4
Pada langkah
terakhir, hujan atau salju yang mencair mengalir kembali ke badan air seperti
sungai, danau, dan waduk. Air hujan juga diredam oleh tanah, melalui proses
yang disebut infiltrasi. Beberapa air juga berjalan dari permukaan atau
merembes di dalam tanah, yang kemudian dapat dilihat sebagai air tanah atau air
tawar mata air. Akhirnya air mencapai lautan, yang merupakan badan air terbesar
dan sumber terbesar dari uap air.
Siklus air
didorong oleh energi matahari karena menghangatkan lautan dan air permukaan
lainnya. Energi matahari menyebabkan penguapan (air menjadi uap air) air
permukaan yang zat cair dan sublimasi yakni (es menjadi uap air) air beku, yang
menyimpan dalam jumlah besar uap air ke atmosfer.
Seiring waktu,
uap air mengembun menjadi awan ini sebagai tetesan cair atau bekuan, yang
akhirnya diikuti oleh presipitasi (hujan atau salju), kembali lagi air ke
permukaan bumi. Hujan akhirnya merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat
menguap lagi (jika dekat permukaan), mengalir di bawah permukaan, atau disimpan
untuk waktu yang lama. Lebih mudah diamati adalah limpasan permukaan: aliran
air segar baik dari hujan atau pencairan es. Limpasan kemudian dapat membuat
jalan melalui sungai dan danau ke laut atau mengalir langsung ke lautan itu
sendiri. Hujan dan limpasan permukaan adalah cara utama di mana mineral,
termasuk karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur, yang bersiklus dari air darat.
Ringkasan Pengertian Proses Siklus Air (hidrologi)
- Siklus air mempengaruhi iklim, mengangkut mineral, memurnikan air, dan mengisi ulang tanah dengan air tawar.
- Air dengan waktu tinggal yang lebih lama, seperti air di lautan dan gletser, tidak tersedia untuk Siklus jangka pendek, yang terjadi melalui penguapan.
- Penguapan air permukaan (air menjadi uap air) atau sublimasi (es menjadi uap air), yang menyumbang dalam jumlah besar uap air ke atmosfer.
- Uap air di atmosfer mengembun menjadi awan dan akhirnya diikuti oleh curah hujan, yang mengembalikan air ke permukaan bumi.
- Hujan merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat menguap atau memasuki badan air.
- Limpasan permukaan memasuki lautan secara langsung atau melalui sungai dan danau.
- waktu tinggal. waktu rata-rata molekul tertentu air akan tetap berada di badan air
- limpasan permukaan. aliran darat kelebihan air (dengan atau tanpa akumulasi kontaminan) yang tidak dapat diserap oleh tanah saat infiltrasi
- evaporasi. proses cairan dikonversi ke bentuk gas
- kondensasi. konversi gas ke cairan, sehingga terbentuk kondensat
- sublimasi. transisi dari suatu zat dari fase padat langsung ke keadaan uap sedemikian rupa sehingga tidak melewati antara fase cair
sumber: http://www.ilmusipil.com/hidrologi-mempelajari-siklus-air
Komentar
Posting Komentar